Dokter Paru Ungkap Bahaya Vape Liquid Ganja yang Dikonsumsi Chandrika Chika
3 mins read

Dokter Paru Ungkap Bahaya Vape Liquid Ganja yang Dikonsumsi Chandrika Chika

Kasus narkoba yang menjerat selebgram Jakarta Selatan (Jaksel) Chandrika Chika cukup menyita perhatian. Pasalnya, Chika dan teman temannya terciduk menggunakan vape dengan isi cairan ganja atau vape liquid ganja secara bergiliran. Dokter spesialis paru dari Divisi Infeksi Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Prof DR Dr Erlina Burhan, SpP(K) mengingatkan bahaya penggunaan vape liquid ganja atau yang dikenal sebagai vaping minyak tetrahydrocannabinol (THC).

Ia menjelaskan, berdasarkan penelitian University of Michigan menunjukkan remaja yang menggunakan vape ganja memiliki risiko lebih besar untuk mengalami cedera paru paru. "Remaja yang melaporkan penggunaan vape ganja dua kali lebih mungkin untuk mengalami mengi dan suara seperti bersiul di dada," kata dia tertulis dalam akun X yang dikutip Jumat (26/4/2024). Sama seperti merokok atau vape dengan rasa, vape liquid ganja juga menyebabkan batuk kering.

Tak sampai di situ, dr Erlina juga menyebut bahwa bahaya penggunaan vape liquid ganja tidak hanya pada kesehatan fisik semata, tetapi kesehatan mental juga ikut terpengaruh. Berkaca Dari Kasus Chandrika Chika, BNNK OKI Sidak ke Vape Store, Antisipasi Peredaran Narkoba Cair Chandrika Chika Positif Pakai Ganja, Kini Bersama Kelima Temannya Direhabilitasi di BNN Lido

Sosok Bro Jabro, Selebgram yang Meninggal di Usia 26 Tahun, Paru paru Tak Berfungsi Gara gara Vape Chandrika Chika Tetap Diproses Hukum Meski Jalani Rehabilitasi Selebgram Bro Jabrooo Mangkat Umur 26 Tahun, Kerabat Sebut Sakit Paru paru Akibat Vape

Penyebab Selebgram Bro Jabro Meninggal, Disebut Sakit Akibat Vape, Paru paru Sudah Tak Berfungsi Chandrika Chika Direhabilitasi 3 Bulan, Proses Hukum Tetap Jalan Fuji Dituding Pakai Narkoba Usai Chandrika Chika Ditangkap Polisi

Studi pada lebih dari 2.500 orang berusia 13 24 menemukan bahwa vape nikotin, vape THC, dan vape kombinasi (nikotin dan THC) lebih mungkin melaporkan gejala kecemasan, depresi, dan pikiran ingin bunuh diri dibandingkan dengan teman teman mereka yang tidak menggunakan. "Gejala kecemasan tersebut lebih sering ditemukan pada pengguna vape THC. Kita juga paham bahwa penggunaan ganja sendiri dapat menimbulkan masalah memori, gangguan tidur, denyut jantung, bahkan untuk jangka panjang bisa ada risiko skizofrenia," terang Ketua Satgas Covid PB IDI & Anggota Bidang Kajian Penanggulangan Penyakit Menular PB IDI ini. Sementara bahaya penggunaan vape dengan rasa dapat menyebabkan popcorn lung dengan batuk parah, mengi, sesak napas, serta gejala yang menyerupai penyakit paru obstruktif kronik (PPOK).

Ia menerangkan, dalam suatu tinjauan penelitian yang diterbitkan antara 2006 dan 2021 ditemukan bahwa vape berasa atau beraroma menunjukkan efek yang merugikan. Beberapa aroma yang berbahaya dan dapat menimbulkan toksisitas paru tersebut antara lain kayu manis, strawberry, dan mentol. Efek yang paling banyak dilaporkan adalah adanya gangguan biomarker pro inflamasi dan peningkatan sitotoksisitas.

"Rasa rasa tersebut juga menyebabkan satu atau lebih efek samping di antaranya: disfungsi mitokondria, kematian sel, produksi ROS, dan disregulasi sitokin inflamasi," kata dia. Studi lainnya yang dilakukan pada 2019 dan diterbitkan oleh Cancer Prevention Research menunjukkan bahwa bahwa e liquid vaping, khususnya propilen glikol dan gliserin, dapat menyebabkan peradangan di paru paru. Orang yang tidak pernah merokok lalu menggunakan vape dua kali sehari selama sebulan memiliki kadar propilen glikol dalam sistem yang dikaitkan dengan perubahan jumlah sel inflamasi atau peradangan pada paru mereka meskipun perubahannya kecil

Penelitian tersebut diterbitkan berbarengan dengan adanya wabah cedera paru paru terkait vape di Amerika Serikat. Pada Juni 2019, lebih dari 1000 kasus baru vaping dengan cedera paru yang terkait dengan penggunaan produk atau EVALI. Pasien mengalami dispnea, batuk, dan hipoksemia dengan kekeruhan udara bilateral pada pencitraan dadanya.

Sebagian besar pasien memerlukan perawatan di unit intensif dan terapi steroid. Pasien pasien itu pulih dengan penghentian vape, perawatan suportif, dan terapi steroid. Artikel ini merupakan bagian dari

KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *